Konflik Perilaku Keagamaan nomads dan Fundantentalis Guru Agana Buddha

Warsito Warsito

Abstract


Dalam menyampaikan mated pelajaran guru agama Buddha perlu menggunakan pendekatan psikologis, sesuai dengan later belakang mereka dan menjelaskan mated pokok secara mendalam, terperinci dan jelas. Kondisi dan situasi saat ini dikatalcan kondisi kurang ideal di mane dalam menyampaikan mated pelajaran kepada siswa berlawanan pandangannya. Guru agama Buddha harus menyesuaikan praktik dan gagasan yang sudah ada, dengan menyampaikan pelajarannya sesuai dengan karakter pendengamya (upaya kausalya) yaitu keterampilan yang bijaksana untuk mengubah cara pandang masyarakat. Pada kenyataannya ada guru agama Buddha yang menjelaskan materi pelajaran yang diarahkan pada sekte tertentu karena pedoman yang dijadikan patokan seorang guru adalah perangkat pembelajaran yang diarahkan pada sekte tertentu pub. Hal ini berdampak pada keberlangsungan pendidikan yakni terdapat siswa yang tidak mengikuti ajaran agama Buddha dikarenakan ajaran yang ditanamkan orang tua berbeda dengan yang diajarkan di sekolah. Penanaman sikap dogmatis tens dilakukan sehingga tumbuh sikap-sikap fundamentalis terhadap ajaran agama.

Bila dalam ajaran agama dijelaskan mengenai manusia yang memilki potensi untuk berperilaku balk atau bunk Jika potensi perilaku baik seseorang

karena tidak berkembang (melalui pendidikan), maka perilaku manusia dalam hidupnya akan mengalami kemerosotan sehingga akan timbul perbuatan­perbuatan bun* seperti membunuh, mencuri, bean& berdusta dan minum­minuman keras.

Agar perbuatan bunk dapat dikendalikan.dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama, maka potensi berperilaku baik itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dad sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terintemalisasi dalam did seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia bermoral, yang salah satu karakteristilcnya adalah mampu mengendalikan did dad pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.


Keywords


perilaku keagamaan, dogmatis, fundamental is

Full Text:

27-38 PDF

References


Baghi, Felix. (2012). Pluralisme, Demokrasi, dan Toleransi. Moya Zam Zam Printika.

Effendi, Johan. (2010). Pluralisme & Kebebasan Beragama. Yogyakarta: Institut Dian.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka.

Naim, Ngainun & Sauqi, Achmad. (2008). Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasinya.

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Qodir, Zuly. (2011). Sosiologi Agama. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Coleman, James. (2008). Dasar-dasar Teori Sosial. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syafi'i Mufid, Ahmad. (2009). Kasus-kasus Aliran/Paham Keagamaan Aktual di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik: Teori dan Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.

Peraturan:

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats