Praktik Hidup Berkesadaran Untuk Anak Usia Dini

Waluyo Waluyo

Abstract


Artikel ini fokus pada konflik dan kekerasan yang melibatkan banyak pihak, terutama melibatkan anak-anak. Keterlibatan anak-anak dalam konflik global merupakan kontribusi dan peran besar dari orang dewasa di sekitar mereka, terutama orangtua dan keluarga. Anak-anak yang dibesarkan dengan kekerasan akan melahirkan generasi yang penuh ambisi ambigu yang dapat menciptakan kekacauan dan bahkan perang fisik di masa depan. Pendidikan informal, non-formal, dan bahkan formal masih kurang optimal dalam membentuk generasi yang penuh kasih sayang dan cenderung berkonsentrasi pada kinerja kompetitif dengan penguasaan keterampilan sosial dan emosional yang minimal. Artikel ini bertujuan untuk memberikan deskripsi komprehensif tentang praktik kesadaran hidup yang diterapkan pada masa kanak-kanak sesuai dengan perkembangan moral dan pembentukan karakter anak-anak.

Metode studi ini menggunakan daftar periksa sintesis yang terdiri dari sintesis awal, lanjutan, dan akhir; mempertimbangkan elemen-elemen teks, konteks, dan wacana. Objek dari penelitian ini adalah gagasan tentang praktik kesadaran dari berbagai sumber literatur, terutama aplikasinya yang dapat digunakan untuk usia anak-anak. Validitas studi ini didasarkan pada perbandingan yang mencerminkan objektivitas studi.

Hasil studi menunjukkan bahwa: (a) bentuk praktik kesadaran yang dapat diterapkan pada masa kanak-kanak, yaitu: hidup bersama, bernapas, meditasi duduk, makan bersama, istirahat, diam mulia, meditasi pelukan, meditasi, berlindung, mengatasi kemarahan, dan pulang ke rumah; (b) integrasi praktik kesadaran hidup untuk perkembangan moral mencakup: pulang ke rumah, hedonisme relatif (istirahat), meditasi duduk, diam mulia, meditasi pelukan, menjaga norma sosial dan otoritas (makan bersama, meditasi teh), orientasi harga diri dengan lingkungan sosial (berlindung, mengatasi kemarahan), dan prinsip universal (hidup bersama, bernapas); dan (c) integrasi bentuk-bentuk praktik hidup sadar masing-masing dapat mengarah pada pembentukan karakter yang mencakup tiga komponen: pengetahuan moral (sadardiri, mengetahui, moral, pengetahuan diri, keputusan, perspektif), perasaan moral (pengendalian diri, empati, mencintai kebenaran), dan tindakan moral (ingin, adat, kompeten).

  

Keywords


early childhood, life conscious

Full Text:

37-48 PDF

References


Agus Wibowo & Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Adinto F. Susanto (ed.). 2017. Mindfulness for Success. Jakarta: Grasindo.

Cyrus T. Lalompoh & Kartini Ester Lalompoh. 2017. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Keagamaan Bagi Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Hanh, Thich Nhat. 2016. Menabur Benih: Praktik Hidup Berkesadaran Bersama Anak-Anak. Diterjemahkan oleh Dharma Kesuma. Jakarta: Karaniya.

Mestika Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Smith, Sue Erica. 2013. Suara-Suara Buddhis di Sekolah: Bagaimana Sebuah Komunitas Membuat Program Pendidikan Buddhis untuk Sekolah-sekolah Negeri. Rotterdam, Belanda: Sense Publishers.

Sugiyono. 2007. Menyiasati Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumber online:

"Be Mindful in Daily Life." Diakses pada 13 Oktober 2017, dari http://thichnhathanhfoundation.org/be-mindful-in-daily-life/

"Cegah Anak-Anak Terpapar Radikalisme, KPAI Gandeng BNPT." Diakses pada 12 Oktober 2017, dari https://nasional.tempo.co/read/846217/cegah-anak-anak-terpapar-radikalisme-kpai-gandeng-bnpt/


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats