Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten Dengan Permainan Seni Peran

Lalita Vistari

Abstract


Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah mahasiswa merasa malu dan takut berbahasa Inggris dikarenakan mereka tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris, takut salah pengucapan, tidak terbiasa atau tidak nyaman berbicara menggunakan bahasa Inggris. Mahasiswa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah dalam lingkungan kelas dan ketika berada di komunitasnya. Hal ini dikarenakan kosakata mahasiswa tidak banyak, yang mengakibatkan hanya beberapa mahasiswa yang berbicara menggunakan bahasa Inggris. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris mahasiswa STABN Sriwijaya melalui metode seni peran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam empat siklus dalam empat pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester II Jurusan Dharmaduta dan mahasiswa Semester II Jurusan Dharmacarya sejumlah 23 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas mahasiswa dan butir pertanyaan mengenai keterampilan berbicara mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode seni peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa Semester II Jurusan Dharmaduta dan Semester II Jurusan Dharmacarya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata skor, di mana rata-rata pre-test sebesar 50,81 (kategori kurang); rata-rata skor pada siklus I adalah 59,39 (kategori cukup); rata-rata skor pada siklus II adalah 61,29 (kategori cukup); rata-rata skor pada siklus III adalah 64,54 (kategori cukup); dan rata-rata skor pada siklus IV adalah 66,84 (kategori baik). Seluruh mahasiswa menuntaskan permainan seni peran dan hasilnya dalam kategori baik di akhir siklus (post-test). Kosakata mahasiswa meningkat dan mulai berbicara mengunakan bahasa Inggris dengan percaya diri di depan teman-teman mereka.



Keywords


Penelitian Tindakan Kelas (PTK), siklus, permainan seni peran

Full Text:

42-51 PDF

References


Achmad Sugandi, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK.

Ahmadi Abu & Joko Tri Prasetya. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsumi, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Carr, W. Taggart & Kemmis, Stephen. (1992). Becoming Critical: Education, Knowledge, and Action Research. Geelong, Victoria, Australia: Deakin University.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Harris, David, Matyas, Laszo. (1999). Generalized Method of Moments Estimation. Cambridge University Press.

Joyce, Bruce, Weil Marsha & Calhoun Emily. (2015). Models of Teaching. Pearson: America.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2005). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kemmis, S. & McTaggart, R. (1992). The Action Research Planner. Geelong, Victoria, Deakin University Press.

Newmark, Peter. (1988). A Text book of Translation. New York: Prentice Hall.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: A-ruzz Media.

Soeparno. (2008). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Rosda Karya.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats